Senin, 14 Mei 2012

Menggagas Kepemimpinan Kharismatik


Pemilihan kepala daerah semakin dekat. Disana sini terbentang spanduk dan baliho sang calon kepala daerah dengan janji janji suci didalamnya. Di media massa sering muncul gambar gambar mereka yang tidak lelah mengobral janji. Seperti malaikat yang tiba tiba muncul menjajikan perubahan dan mengambil hati rakyat dengan janji janji. Walaupun dirasakan tidak efektif, toh selama ini jurus “obral janji” masih manjur di telinga rakyat kecil.
Janji yang ingin memperbaiki kehidupan, memperbaiki tingkat taraf hidup masyarakat memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu proses yang panjang untuk merubah keadaan tersebut. Bukti adalah hal yang paling konkrit diberikan kepada rakyat. Rakyat tidak bisa terus menerus ditipu dengan janji janji.
Selain itu, maraknya money politik atau yang sering kita sebut sebagai serangan fajar makin marak dalam periode pemilihan di bangsa ini. Hal yang tidak wajar dan menodai tujuan suci dari demokrasi. Kejadian yang tidak mencerminkan kedewasaan terhadap demokrasi tersebut dilakukan oleh calon pemimpin kita. Alih alih ingin mendapatkan suara dari massanya. Tidak jarang hanya demi mewujudkan hal tersebut uang palsu beredar di kalangan masyarakat yang tidak tahu apa apa.
Maraknya calon pemimpin semu di negri ini cukup mengkhawatirkan. Dikatakan semu karena ia datang sebagai calon pemimpin yang tidak mendapat pengakuan dan legitimasi dari rakyat. Muncul secara tiba tiba karena di drop langsung oleh partai partai politik. Masyarakat dipaksa memilih tanpa mengetahui lebih jauh profil dan track record yang dimiliki sang calon, Akibatnya ketika menjadi pemimpin, mereka tidak peduli terhadap permasalah yang terjadi di masyarakat. Dan yang lebih parah lagi mereka lebih mementingkan kepentingan atasan atau partainya dari pada rakyat. Sungguh ironis, mengingat bahwa mereka adalah wakil rakyat dan bukan wakil partai. Anehnya, model pemimpin seperti ini sebagian besar saat ini sedang memimpin kita.
Seiring dengan akan dilaksanakannya pemilihan kepala daerah, masyarakat kini merindukan sosok pemimpin yang kharismatik. Sosok yang diharapkan bisa memimpin rakyat menuju kesejahteraan dan juga perubahan. Pemimpin yang bisa menjadikan dirinya sebagai pemimpin yang mempunyai sikap Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani . Konsep yang berarti didepan bisa dijadikan sebagai panutan yang memberikan tauladan yang konkret dan terpuji kepada para pengikutnya, ditengah memberikan pembinaan, dan dibelakang memberikan dorongan semangat. Sebuah konsep kepemimpinan yang telah diterapkan oleh pemimpin kharismatik seperti Nabi Muhammad, Mahatma Gandhi, dll. Mereka dianggap berhasil memimpin rakyat dengan kearifannya dan kekharismaannya. Sampai sekarang mereka tetap dikenang oleh pengikutnya.
Max Weber mendefinisikan kepemimpinan kharismatik sebagai pengabdian diri terhadap kesucian, kepahlawanan tertentu, atau sifat yang patut dicontoh dari seseorang, dan dari corak tata tertib yang diperlihatkan olehnya. Dari pengertian tersebut diinginkan seorang pemimpin yang bisa menjunjung tinggi kejujuran, sikap kepahlawanan, yang diaplikasikan dari kebijakan yang diterapkan. Pemimpin yang kharismatik adalah pemimpin yang dalam kepemimpinanya dipercaya secara penuh oleh masyarakat. Ia mendapat tempat yang istimewa di hadapan masyarakat. Ia dipuja, dicintai, dihormati, dihargai, dan sebagainya. Dalam melaksanakan perintah ia dapat dengan mudah melakukannya karena rakyat telah percaya padanya.
Dalam penafsiran yang lain mengatakan bahwa kepemimpinan kharismatik adalah kepemimpinan yang hanya bersumber dari kharisma. Dimana kharisma diartikan dengan orang yang memiliki keahlian tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain seperti hal hal gaib dan sebagainya. Memang itu sebagai kelemahan dari kepemimpinan kharismatik. Bahkan kadangkala rakyat yang fanatic akan mengikuti pemimpinnya yang kharismatik walaupun kebijakan yang dibuatnya salah.
Namun hal ini tidak akan terjadi apabila kita mencoba membuat semua itu sesuai dengan kehidupan modern masa kini. Seorang pemimpin yang kharismatik sudah memiliki kemampuan untuk mengakomodir rakyat, karena ia dicintai oleh rakyat. Kehadirannya sudah mendapat restu dari rakyat. Profil dan tracrecord telah diketahui oleh masyarakat. Tinggal bagaimana membawa rakyat yang fanatic tersebut kearah yang lebih baik. Mencoba memperbaiki diri sendiri dan juga mengamalkan apa yang disebutkan nenek moyang dahulu dengan Tri Dharma, yakni Rumongso Melu Handarbeni (merasa ikut memiliki), Rumongso Melu Hangrukebi (merasa ikut bertanggung jawab terhadap kehidupan bangsa) Mulat Sariro Hangrosowani (bersedia untuk selalu mawas diri demi perbaikan dimasa datang).
Jika sikap tersebut sudah tertanam di hati calon pemimpin, maka tidak aneh jika rakyat yang dipimpin menginginkan untuk tetap dipimpinnya. Karena rakyat tahu bahwa selain berkharisma, baik, jujur, bertanggung jawab, ia juga bisa menerapkan administrative pemerintahan dengan baik, yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat.

0 komentar:

Posting Komentar