Ketika kita
membicarakan dakwah dan komunikasi lintas budaya, kita harus bekerja keras
untuk menemukan mengapa kita penting untuk mempelajari hal itu. Dan juga apa
hubungannya dakwah dan komunikasi lintas budaya, sehingga kita harus
mempelajarinya. Selain itu, jika ditinjau dari segi makna, seolah sekilas tidak
ada sinkronnya. Keduanya adalah kata yang memiliki arti dan definisi sendiri
yang kuat. Lalu dimanakah letak kesinkronannya dari kedua pembahasan diatas?.
Ada tiga kata
kunci untuk mengurai permasalahan diatas, yakni dakwah, komunikasi dan lintas
budaya. Ketiganya memiliki fungsi dan peran tersendiri. Disini perlu adanya
penguraian yang lebih mendalam.
Awalnya, dakwah
lintas budaya adalah suatu mata kuliah yang terinspirasi oleh komunikasi lintas
budaya. Namun karena inkluvisme di fakultas dakwah, maka diganti dengan dakwah
lintas budaya. Disini terjadi sedikit pergolakan, terutama bagi mereka insane
komunikasi. Sedikit sekali buku yang membahas total tentang dakwah lintas
budaya ini. Sehingga dalam pengajarannyapun masih menggunakan buku komunikasi
lintas budaya. Banyak sekali literature yang menyediakan pembahasan buku ini.
Merupakan suatu
keharusan mempelajari komunikasi lintas budaya, karena itu adalah tiket untuk
dapat beradaptasi di manapun kita berada. Kita tahu di negeri ini, berapa
banyak suku dan budaya. Akan terjadi konflik berkepanjangan jika seseorang
tidak memahami perbedaan itu dengan kacamata komunikasi lintas budaya. Karena
dengan mempelajari komunikasi lintas budaya, kita akan mengerti dan juga
memahami perbedaan itu dan dapat bersikap netral ataupun moderat. Sehingga
konflik akibat pertempuran masing masing suku yang berbeda budaya tersebut
tidak akan terjadi.
Sebuah contoh
saja. Dalam penggunaan bahasa, sering sekali terjadi kesalah pahaman antara
komunikator dengan komunikan. Bahasa yang digunakan oleh budaya komunikator
sepertinya baik, karena kebiasaan mereka menggunakan bahasa atau kata itu baik,
tapi dianggap melecehkan oleh pihak komunikan karena memang kata kata itu
kotor. Seperti contoh penggunaan kata “bajingan” bila dikatakan di
komunitas orang jawa yang notabene mengerti akan arti itu tidak akan
apa-apa. Karena memang artinya adalah
pengendara gerobak atau sopir gerobak. Namun jika orang Jakarta mengatakan itu,
artinya menjadi lain. Karena berarti sangat jelek.
Disinilah kita
diharuskan mempelajari dakwah lintas budaya, karena akan membuat kita semakin
hati hati dalam melangkah dan juga melakukan komunikasi terhadap budaya yang
berbeda. Demikian juga dengan dakwah. Kita harus bisa memahami tempat, budaya,
kebiasaan, sedikit bahasa penduduk tempat kita akan berdakwah, karena itu
menunjang keberhasilan dakwah kita.
Sebelum kita
membahas dimana letak kesinkronisasi antara dua pembahasan diatas, mari kita
buat suatu penghantar. Pertama dengan definisi dakwah sendiri. Apa itu dakwah?.
Kata dakwah seiring diungkapkan dalam al quran secara langsung oleh allah dalam
ayat ayat alquran. Ini membuktikan bahwa al quran adalah hal yang sangat
penting dalam kehidupan menusia. Tidak salah jika M.Iqbal, seorang pembaru dari
Pakistan berkata “ sesuatu yang paling berpengaruh dalam kehidupan saya adalah
nesehat ayah yang menatakan ; anakku, bacalah al quran seakan akan ia
diturunkan padamu”. [1]
Dakwah menurut bahasa
berasal dari kata دعا- يدعو- دعوه , yang berarti panggilan,
seruan dan ajakan.[2]
Sedangkan menurut istilah, banyak sekali definisi dakwah. Menurut saifudin
azhari, dakwah adalah segala aktivitas yang mengubah suatu situasi lain yang
lebih baik menurut ajaran islam. Tetapi juga berupa usaha usaha menerukan dan
menyampaikan kepada peroraorangn dan umat. Konsepsi islam tentang pandangan dan
tujuan hidup manusia di dunia dan akhirat ini yang meliputi amar ma’ruf nahi
mungkar, dengan berbagai media dan cara yang diperbolehkan akhlak yang
membimbing pengalamannya dalam kehidupan perseorangan berumah tangga tangga,
bermasyarakat, bernegara.[3] Dakwah secara
normatif yakni mengajak manusia kepada jalan kebaikan dan petunjuk untuk
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.[4]
Setelah kita
mendefinisikan dakwah, mari kita coba untuk mendefinisikan komunikasi lintas
budaya, lebih kecil lagi komunikasi dan budaya. Komunikasi merupakan hal yang
berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan
berinteraksi dengan manusia lainnya. Setiap orang membutuhkan hubungan social
dengan orang lainnya dan kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan pertukaran pesan
yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia yang tanpa
komunikasi akan terisolasi.
Dalam bukunya, Abraham laswell mengatakan
bahwa komunikasi adalah who says what to whom in this channel with what effect
( siapa berbicara apa dengan media apa yang menghasilkan efek). Efek disini
merupakan sikap dan tingkah laku dari hasil berkomunikasi tersebut. Ada juga
yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran pesan dari komunikator
dan komunikan yang menghasilkan efek.
Disini jika kita
runtut, kebanyakan para ahli mendefiniskan komunikasi dari unsure unsurnya.
Adapun unsure unsure komunikasi adalah : komunikator, komunikan, pesan, media,
dan efek.
Untuk memahami
interaksi antarbudaya, terlebih dulu kita harus memahami komunikasi manusia.
Memahami komunikasi manusia berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi
berlangusng, mengapa itu terjadi, apa
yang dapat terjadi, akibat dari apa yang terjadi, danb akhirnya apa yang
dapat kita perbuat untuk mempengaruhi dan memaksimalkan hasil hasil dari
kenjadian tersebut.
Adapun
komunikasi lintas budaya adalah, komunikasi yang dilakukan untuk segala macam
budaya. Kita tahu bahwa di dunia ini banyak sekali ragam budaya. Kita ambil
contoh Indonesia saja. Di negri ini, beratus ratus macam budaya berbeda. Kebanyakan kegagalan berkomunikasi adalah
akibat factor ketidak pahaman akan budaya. Merupakan noise yang paling berpengaruh
dalam proses komunikasi adalah budaya. Komunikasi lintas budaya mencoba untuk
melakukan pendekatan pendekatan dengan berbagai cara, seperti psikologis,
sosiologi, kritik budaya, dialog budaya dan lain lain. Disini komunikasi lintas
budaya mencoba untuk memberikan pemahaman bersama dan mencoba untuk mengerti
akan keragaman budaya di Indonesia. Dari sini akan terbentuk suatu pengertian
bersama akan adanya perbedaan budaya. Komunikasi lintas budaya mencoba untuk
memahami akan keragaman tersebut. Sehingga benturan benturan kebudayaan atau
disintregasi social tidak akan terjadi.[5]
Dakwah pada
hakikatnya adalah proses atau aktivitas mengajak kepada jalan allah. Disini
yang harus digaris bawahi adalah aktivitas atau proses. Dari sini kita akan
mengetahui sinkronisasi dari dakwah dan komunikasi lintas budaya. Keduanya merupakan aktivitas atau proses yang
dijalankan oleh seseorang dengan unsure unuser tertentu. Dakwah merupakan
bagian dari komunikasi, namun ia lebih
spesifik hal yang dilakukan oleh umat islam untuk mengajak kepada jalan
kebaikan yang dilakukan dengan berbagai cara, baik secara lisan ataupun tulisan.
Dalam dakwah,
unsure dakwah meliputi dai, mad’u, wasilah, isi, media. Dan dalam komunikasi,
unsurnya dalah komunikator, komunikan, pesan, media, dan effect. Keduanya
hamper sama maknanya, hanya saja dalam unsure dakwah, effect tidak dicantumkan.
Namun pasti setiap komunikasi baik dilakukan dengan kemasan dakwah, akan tetap
meberikan effect tersendiri.
Seorang da’i,
dituntut untuk bisa memberikan wasilah kepada mad’u secara gamblang dan dapat
diterima oleh mad’u. ini merupakan keharusan. Karena seorang da’i dianggap
berhasil apabila ia telah mampu memahamkan mad’unya. Dalam komunikasi, hal ini
disebut komunikasi efektif. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, seorang dai harus
bisa memahami kondisi mad’u. Disinilah letak pentingnya komunikasi lintas
budaya, karena dengan memahami budaya yang ada, maka dakwah dapat dilaksanakan
dengan baik.
Salah satu metode yang digunakan dalam
berdakwah adalah dakwah bil hikmah, dakwah bil hikmah dilakukan dengan cara
yang arif dan bijaksana, yaitu melalui pendekatan sedemikian rupa sehingga
pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak
merasa ada paksaan, tekanan, mapun konflik. Inilah yang bisa diterapkan dalam
konsep dakwah lintas budaya.
Budaya-budaya
yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut
menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita
yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada
masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita
dengan orang lain selalu mengandung potensi komunikasi lintas budaya atau antar
budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang
lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu.
Perbedaan-perbedaan
ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan
menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau
timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak
kita temui dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme dewasa ini
dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau pertentangan
antar etnis.
Komunikasi dan
dakwah tidak bisa dipisahkan. Karena dakwah adalah aktifitas berkomunikasi.
Namun lebih khusus komunikasi tentang agama islam, penyebaran islam, dan juga
anjuran baik dan buruk. Disini dakwah dan komunikasi lintas budaya diperlukan.
Mengingat majemuknya budaya di Indonesia menuntut seorang dai untuk bisa
menjadi dai yang professional. Penggunaan metode dakwah yang benar adalah
keharusan.
[1]
Abdul basit M.Ag, Wacana Dakwah Kontemporer,STAIN Purwokerto Press,
Pustaka Pelajar, 2006. Hal.26
[2]
Wafiah, Awaludin Pimay, Sejarah Dakwah, Semarang, Rosail,2005. Hal.3
[3]
Saifudin Anshari, Pokok Pokok Pikiran Tentang iSlam, Bandung,
pelajar,1969. Hal.87
[4]
Syeh ali Mahfud, Hidayah Al-Mursyidik terj. Yogyakarta, Usaha Penerbit
Tiga A,1970. Hal.27.
[5]
Dedy mulyana, Jalaludin rachmat, Komunikasi Antar Budaya,Bandung,
Rosdakarya, 2001 hal 12.
0 komentar:
Posting Komentar