Jangan Bercerai-Berai Karena Perbedaan

Perbedaan memang tidak mungkin tidak terjadi, selama manusia terus berfikir. Maka perbedaan tersebut dapat menjadi sebuah rahmat, apabila dengan perbedaan tersebut, akan menumbuhkan rasa saling hormat-menghormati dan menghargai. Namun perbedaan akan menjadi adzab, apabila dalam diri kita tertanam sebuah virus bernama fanatic sempit.

Pelajaran Dari Romo Carolus

Charles Patrick Edwards Burrows,OMI adalah nama kecil sang peraih penghargaan tersebut. Ia adalah seorang Pastor di Paroki St Stephanus Cilacap. Setelah kedatangannya di Indonesia pada tahun 1973, ia tertarik untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di Kampung Laut Kabupaten Cilacap.

Rintihku

Aku menatap dalam lara Kembali menitikkan air mata Ia tak berdosa Namun aku tega menjatuhkannya Butir putih itu Menghujam deras menghancurkan hidupku Remuk sudah hati menatap cahya Mu Yang terang, namun dihatiku kau gelap Tertutup nafsuku, egoisku, dan dosaku.

Tapak-Tapak Suci, Sebuah Kisah Perjalanan Pemuda Desa

“ Bukalah surat ini ketika kau berada di antara dua pulau, saat kau terombang ambing di tengah lautan, dan saat itu kau akan merasakan betapa aku menyayangimu”..

La Tahzan, Saudaraku!

La Tahzan, Saudaraku. Kecelakaan yang menimpa saudara kita penumpang Shukoi Superjet 100 memang sangatlah tragis. Kita semua bersedih. Namun jangan kita terlarut dalam kesedihan. Yakin bahwa Allah Tuhan Yang Maha Esa telah merencanakan hal dibalik itu semua.

Rabu, 12 Desember 2012

Bumi Diambang Perang Dunia ke-3

Masih segar di benak kita, tentang kengerian kehancuran kota Hiroshima dan Nagasaki akibat Bom Atom yang diluncurkan oleh sekutu pada perang dunia ke-2. Entah kita sebagai generasi pada waktu itu atau hanya sebatas pelajar yang mempelajari sejarah, yang jelas kengerian peristiwa yang menandai berakhirnya perang dunia ke-2 itu masih saja terasa.

Hancurnya kota Nagasaki dan Hiroshima di Jepang akibat senjata nuklir “Little Boy” pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 ini, bukan menjadi akhir dari perang yang terjadi di bumi ini. Bayang-bayang perang dunia ke-3 yang kini menghantui bumi mulai terasa.

Seperti diberitakan beberapa media internasional termasuk di Indonesia, pada Rabu (12/12) Korea Utara meluncurkan Roket Unha-3 yang sukses membawa satelit Kwangmyongsong-3 ke Orbit luar angkasa pada pukul 10.00 waktu setempat. Roket diluncurkan dari pusat Antariksa Sohae di Tongchang-ri sebelah barat latu Pyongpyang. Keberhasilan peluncuran roket ini, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Negara Kim Jong-Un itu. Rakyat Korut menyambut gembira keberhasilan peluncuran roket Unha-3 dengan menggelar pesta di berbagai pusat kota dan jalan raya.

Namun, kegembiraan Korut tersebut berbanding terbalik dengan kengerian dan kegelisahan seluruh masyarakat di dunia. Dunia mengecam keras upaya Korut yang telah meluncurkan Unha-3 ini. Korea Utara dinilai telah melanggar Resolusi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB No.1695 tahun 2006, resolusi No.1874 tahun 2009, dan resolusi 1718 tahun 2006.

Resolusi itu yang dikeluarkan yang salah satu isinya menuntut Korut agar menghancurkan semua senjata nuklir, senjata pemusnah masal, dan rudal-rudal balistik itu, serta resolusi yang dikeluarkan pada tahun 2009 itu yang isinya memperkeras sanksi bagi Korut atas tindakan negara tersebut melakukan uji coba nuklir pada 25 Mei 2009.

Namun bukan Korut namanya jika takut terhadap gertakan dunia. Buktinya, pada 2 Juli 2009, Korut melakukan uji coba peluncurkan rudal jarak dekat atau pendek berjarak tempuh 100 km dengan Nama KN-1. Dan beberapa hari setelah peluncuran itu, rudal jarak menengah Scud-B dan rudal antarbenua, Rodong-1 dengan daya jelajah 1.300 km, juga akan diujicobakan. Peluncuran rudal jarak menengah itu dilaksanakan pada Sabtu, 5 Juli 2009 dari Pangkalan Gitdaeryong, tidak jauh dari Distrik Wonsan, Provinsi Gangwon (lihat http://forum.kompas.com/internasional/33448-ada-china-di-semenanjung-korea.html).

Kehancuran Bumi

Dengan ketakutan dan kengerian yang diciptakan oleh Korut dengan upaya uji coba peluncuran Roket Unha-3 tersebut, tidak terlalu hiperbola jika kita membayangkan akan meletusnya perang dunia ke-3. Perang nuklir yang akan terjadi entah kapan itu, pasti akan lebih mengerikan dan memakan korban yang tak terhitungkan. Karena satu saja nuklir yang dijatuhkan, akan mampu meluluhlantahkan kota-kota besar di dunia.

Sudah seharusnya dunia melalui PBB melakukan tindakan antisipasi akan terjadinya perang dunia ke-3 itu. Memanasnya hubungan di Negara Asia Pasifik telah membuktikan bahwa perang itu sudah di depan mata.

Mari coba kita bayangkan, jika memang perang dunia ke-3 benar tarjadi. Perang yang tidak lagi menggunakan ribuan bahkan jutaan tentara dengan senapan di tangan, melainkan perang dengan ribuan roket yang melayang di angkasa membawa bahan ledak berbahaya bernama Nuklir. Perang kali ini bukan lagi perang dengan seberapa besar Negara atau seberapa banyak tentara yang dimiliki, melainkan seberapa canggih alat yang dimiliki Negara.

Dengan Nuklir yang beterbangan bagai kapas randu dan berjatuhan seperti hujan ini, bumi dipastikan akan menemui ajalnya. Kehancuran bumi akibat tekhnologi penghancur yang diciptakan manusia bernama Nuklir tidak dapat ditawar lagi. Entah seperti apa jadinya bumi ini. Gersang, udara busuk, radiasi, dan segala keburukan yang akan di timbulkannya akan dialami oleh bumi. Sementara penghuni bumi yang masih hidup, pasti mengalami gangguan dan bermacam penyakit mematikan dan akhirnya punah.

Maka yang ada hanya kenangan, bahwa kita pernah tinggal di sebuah planet yang dulunya indah bernama Bumi.

Garuda Benar-Benar Sekarat!

Indonesia itu anjing,,
Indonesia itu anjing
Indonesia, Indonesia,
Indonesia itu anjing……..

Bait dari lagu ejekan ini terlontar oleh supporter Malaysia pada gelaran piala AFF 2012 yang berlangsung beberapa waktu lalu. Ribuan Supporter yang akrab disebut Ultras Malaya ini dengan kompak menyanyikan lagu tersebut saat pemain Indonesia sedang berjuang membela Merah Putih. Dari video yang diunggah di You tube itu, dapat terlihat dan terdengar jelas ejekan Ultras kepada Indonesia.

Sebagai bangsa Indonesia yang mencintai tanah air ini, tentu saja saya marah. Namun lagi, saya seolah tak berdaya melampiaskan kemarahan saya. Mungkin, dalam benak saya dan juga mungkin dalam benak masyarakat Indonesia, telah menjadi sebuah mainstream bahwa bangsa ini memang pantas di ejek oleh negeri tetangga itu. Sudah berapa kasus yang menjadi bukti bahwa bangsa ini lemah, bahkan tidak hanya di ejek, melainkan di injak-injak dan diludahi.

Sebagai orang awam yang tidak dapat berbuat apa-apa, saya hanya berdoa, semoga pada pertandingan penyisihan groub B, Indonesia dapat membungkam Malaysia. Namun pada kenyataannya, Tim Garuda tercabik cabik dan kalah dari terkaman Harimau Malaya dengan skor 2-0. Dengan hasil itu, semakin membuktikan bahwa garuda tidak dapat berbuat apa-apa. Kembali tertunduk dan menyimpan malu.

Kasus demi kasus yang membuktikan bahwa garuda tak berdaya menghadapi terkaman harimau Malaya adalah gambaran bahwa lemahnya negeri ini. Kasus TKI yang setiap tahun menjadi sorotan, juga sampai sekarang masih terjadi. Bahkan baru-baru ini, ada peristiwa penjualan TKI yang terkenal disebut 'TKI on Sale' di Malaysia. Bukan hanya itu saja, berapa jiwa TKI kita yang melayang di Malaysia? Berapa korban pemerkosaan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum disana?. Rasanya sudah tidak terhitung lagi jumlahnya.

Kasus demi kasus pun terjadi. Selain kasus penghinaan terhadap bangsa ini yang dilakukan oleh Ultras Malaya dan juga kasus yang menimpa saudara-saudara kita para TKI, baru-baru ini terjadi lagi kasus penghinaan yang ditujukan pada mantan pemimpin bangsa. Adalah presiden ke 3 kita, BJ Habibie yang kini menjadi objek ejekan oleh Mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin.

Pada rubrik RENCANA di koran Utusan Malaysia edisi Senin, 10 Desember 2012, mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainuddin Maidin menulis dengan judul "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim". Zainuddin mengawali tulisannya dengan mengatakan 'Presiden Indonesia ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie yang mencatatkan sejarah sebagai Presiden Indonesia paling tersingkat, tersingkir kerana mengkhianati negaranya, telah menjadi tetamu kehormat kepada Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim baru-baru ini. Beliau diberikan penghormatan untuk memberi ceramah di Universiti Selangor (Unisel).

Dalam media yang notabene dikontrol langsung pemerintah Malaysia itu, Zainuddin menggambarkan Habibie sebagai sosok egois, memualkan, serta pengkhianat bangsa. Hal ini tentu berbalik 180 derajat dengan kenyataan yang terjadi di Negeri ini. BJ Habibie dikenal sebagai tokoh yang telah berhasil membawa Indonesia menuju gerbang demokrasi yang sebenar-benarnya. Selain itu, ia juga membebaskan para tahanan politik (Tapol) yang telah lama dihianati hak dan kewajibannya oleh penguasa Orde Baru.

Habibie yang dikenal sebagai bapak Tekhnologi Indonesia, tentu bukanlah sesosok penghianat bangsa seperti yang dituduhkan oleh Zainuddin. Ia bahkan dianggap sebagai presiden yang sangat berhasil membawa Indonesia membuka lebar gerbang demokrasi yang awalnya tertutup oleh lembah hitam Orde Baru. Dibawah kepemimpinannya yang walaupun singkat, ia telah menorehkan sebuah sejarah yang tak akan pernah dilupakan oleh bangsa ini.

Tentu penghinaan ini menimbulkan keresahan di negeri ini. Dua Negara serumpun yang telah lama berselisih, kembali memanas. Namun, sekali lagi kita lihat, apakah kali ini garuda berani terbang tinggi mengangkat derajatnya, membusungkan dada dan menerkam kesombongan sang Harimau?. Sepertinya hanya dalam film kolosal yang selama ini menghiasi televise kita.

Lagi, keberanian para pemimpin kita dipertanyakan. Seberapa jauh mereka membawa kasus ini ke ranah hukum internasional. Kasus demi kasus yang terus terjadi, tidak cukup hanya dengan ungkapan prihatin saja. Sudah selayaknya, kasus penghinaan ini di bawa ke meja hijau internasional, demi mengembalikan harkat dan martabat bangsa yang semakin terpuruk ini. Mengembalikan kejayaan bangsa yang telah lama menjadi bahan hinaan Negara lain. Keberanian para pemimpin, menjadi tolak ukur keberhasilan bangsa ini meraih lagi kehormatanya.

Tiada salahnya kita berdoa, semoga kelak garuda akan kembali Berjaya dan kita bangga menyematkannya di dada kita. Amin.


Rabu, 05 Desember 2012

Antara Kau dan Mozaik itu,,,,,

Dalam sunyinya malam,
Ku tahu kau terpaku
Menatap tinggi ke atap dunia
Berharap temukan senyum rembulan,
Meski langit diselimuti mendung

Dalam lelapmu,
Ku tahu kau berharap
Bermanja dengan pangeranmu,
Walau hanya dalam buaian mimpi

Dan saat malam berlalu begitu cepat
Barulah kau sadar
Kau temukan diri sendiri terpaku
Tanpa dia disisimu

Kadangpun,
Sesekali kulihat bulir air mata menetes dari kelopak matamu yang indah
Kesedihan yang mendalam menahan rindu yang teramat sangat
Bibir mu bergetar menyebut nama sang Pangeran,
Nun jauh di sana….

Rasa bimbang dan goyah terkadang mendera
Saat hati mulai putus asa
Dan batin tak kuat menahan gejolak rindu di dada

Saat itulah,
Muncul sesosok Pangeran lain
Yang samar namun tak asing
Ia tawarkan keindahan lain,
Sebuah oase dan gambaran keindahan terdahulu
Yang pernah kau lalui bersamanya

Namun yakinlah,
Menyusun Mozaik yang telah hancur berantakan
Tak semudah membuat Mozaik itu sendiri
Seberapapun kemampuan kau curahkan
Mozaik yang hancur itu tak akan pernah sempurna,

Pasti ada sedikit ataupun banyak bagian yang hilang
Bersama desir sang waktu

Usah kau ragu,
Yakinkan hati, mantabkan jiwa
Untuk menyusun sebuah Mozaik baru
Bersama Pangeranmu sesungguhnya
Yang selama ini mencoba untuk membuatmu bahagia…….

Semarang, 6 Desember 2012
*Dalam gerimis, teruntuk sang Putri yang dilanda kebimbangan,

Senin, 03 Desember 2012

Jangan Marah, Gitu aja kok Repot!

Beberapa hari ini, keluarga besar Nahdliyyin di seluruh Indonesia serentak turun ke jalan. Aksi itu dilandasi rasa amarah keluarga besar NU terhadap pernyataan politisi senior yang juga Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana. Sutan yang pada acara diskusi di salah satu stasiun Televisi mengeluarkan pernyataan, bahwa lengsernya Abdurahman Wahid atau Gus Dur karena kasus korupsi Bulogate dan Bruneigate.

Pernyataan itu sontak membuat murka komunitas Gusdurian (pecinta Gus Dur). Selain itu, Organisasi Pemuda Garda Bangsa, Gerakan Pemuda Ansor dan jam'iyah NU adalah orang yang paling merasa marah dan dihina. Mereka beranggapan bahwa menghina Gus Dur sama saja menghina NU. Jika dihubungkan bagai rantai makanan, menghina Gusdur sama saja menghina Nahdliyyin. Sementara menghina Nahdliyyin, sama saja menghina Agama khususnya Islam. Hal ini bukan tidak mungkin muncul, karena sosok Gus Dur yang notabene adalah ulama terkemuka yang titahnya dianut oleh sebagian pengikut organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.

Penhinaan terhadap agama sudah sering terjadi. Dengan berlindung di bawah ketiak Hak Azazi Manusia terutama hak menyatakap pendapat, setiap orang bebas mengeluarkan pernyataan meskipun kadang pernyataanya tersebut melukai orang lain. Banyak pernyataan Kontroversial meluncur. Saling menghina, mencaci dan menghujat marak terjadi, baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Sebelum kasus Penghinaan Gus Dur yang dilakukan Sutan, kasus penghinaan terhadap Agama juga terjadi di Amerika Serikat. Seorang pria California bernama Sam Bacile alias Nakoula Basseley Nakoula menggemparkan dunia dengan memunculkan filmnya yang berjudul “Innocence Of Muslims". Film tersebut menggambarkan Nabi Muhammad sebagai pemimpin sekelompok pria yang haus darah dan juga seseorang yang suka perempuan.

Film ini memicu banyak protes dari masyarakat Muslim di Dunia. Sayang, protes itu dilampiaskan dengan cara yang salah, hingga menimbulkan banyak korban. Demonstrasi besar-besaran di sebagian bumi ini, tidak hanya menimbulkan kerugian harta karena pengrusakan oleh massa, melainkan menimbulkan korban jiwa, diantaranya terjadi di Benghazi, Libia yang menyebabkan tewasnya duta besar Amerika untuk Negara tersebut.

Tokoh lain yang populer karena menghina Nabi Muhammad dan Islam adalah Greetz Wilder dengan film Fitna nya. Tak kalah popular di kalangan umat Islam adalah  Kurt Westergaard, kartunis asal Denmark yang membuat kartun Nabi Muhammad dan juga Salman Rushdi yang menulis novel The Satanic Verses. Semua orang-orang tersebut memancing emosi umat Islam dengan menghina Nabi Muhammad SAW.

Tak perlu marah

Sekali lagi, kedewasaan kita sebagai warga Nahdliyyin diuji. Seberapa besar jiwa kita untuk menghadapi masalah ini, menjadi tolak ukur kedewasaan tersebut. Apakah kita harus marah?. Jika ia, maka marah yang bagaimana, itulah hal yang harus dipikirkan.
Ada pernyataan –yang belum tahu apakah benar atau salah- menyatakan “hanya orang bodoh yang tidak marah jika agamanya di hina” atau “jika ada orang ketika agamanya dihina dan tidak marah, maka dipertanyakan kadar keimanannyan”.

Kadang ada sesuatu yang terbalik dari masyarakat kita. Sebagai umat Islam, kita tidak terima dinyatakan sebagai agama teroris. Namun, kadang apa yang kita lakukan sudah mencerminkan sikap teroris. Teroris disini bukan dalam artian seorang yang dengan tas berisi bom, lalu melakukan bom bunuh diri, melainkan orang atau kelompok yang menimbulkan keresahan dan ketakutan kepada orang lain. Banyak diantara kita umat Islam yang beberapa waktu lalu berdemonstrasi, kemudian merusak fasilitas umum dan juga meneror orang secara membabi buta.

Atau dalam kasus Sutan Bhatoegana yang menghina Gus Dur  yang terjadi saat ini, seperti yang kita lihat, banyak masa turun ke Jalan, membakar ban dan dan spanduk atau foto gambar Sutan. Hal ini selain menimbulkan kemacetan, juga membuat warga sekitar atau pengguna jalan merasa ketakutan. Bukan kali pertama di negeri ini, sebuah demonstrasi berakhir ricuh.
Memang, semut pun akan menggigit jika di sakiti. Sebagai warga Nahdliyyin, kita pantas marah. Namun marah kita harus kita bina dengan baik. Silahkan turu ke jalan, melakukan orasi demonstrasi namun tetap menjaga keamanan dan ketertiban. Aksi damai dan aksi simpatik akan lebih mengena daripada kebrutalan dan anarkis.

Selain itu, kita juga tak harus ngotot marah, karena sudah jelas bahwa ucapan Sutan Bhatoegana adalah omong kosong belaka. Bukti sudah jelas bahwa Gus Dur Lengser dari Presiden bukan karenaisu korupsi seperti yang dituduhkan. Hal ini diperkuat oleh Kejaksaan Agung yang  sudah mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan, dan Gus Dur dianggap bersih serta tidak bersalah.

Jika sudah seperti itu, untuk apa kita harus marah secara berlebihan. Biarkan Sutan Bhatoegana atau entah kelak orang lain yang akan menghina Gus Dur. Sekuat apapun hinaan yang mereka lontarkan, tak akan bisa mengalahkan kebaikan dan kebesaran beliau. Biarkan saja mereka menuduh apa tentang Gus Dur, Jika memang Gus Dur tidak bersalah, kenapa kita musti marah dan anarkis?.

Mari kita mencoba merenung kembali dan meneladani Gus Dur. Gus Dur adalah sosok humanis yang anti pada tindakan kekerasan. Selama hidupnya, ia selalu menebarkan kedamaian. Sebagai orang yang begitu mencintai Gus Dur, mari kita terapkan keteladanan beliau. Tebarkan kedamaian dan kebaikan kepada sesama. Mari kita selesaikan masalah ini dengan jalan yang damai dan kekeluargaan, seperti yang biasa Gus Dur contohkan selama hidupnya.

Jika saja hari ini Gus Dur Masih ada di samping kita tentu beliau akan berpesan kepada kita warga Nahdliyyin. “Jangan marah, orang saya yang dihina saja diam kok?”. Ia juga mungkin akan berpesan kepada Sutan “Saudara sutan, kalau tidak tahu apa-apa, lebih baik diam, gitu aja kok repot?”. Mungkin saja kan?.