Selasa, 22 Mei 2012

Berfikirlah Manusia!


Ada berita menarik kawan, tentang upaya ekspedisi perusahaan asing bernama Planetary Resources. Sebuah perusahaan besar yang bergerak didunia pertambangan. Namun yang satu ini berbeda, perusahaan ini berinisiatif untuk melakukan penambangan di luar angkasa.
Sekilas memang sungguh menakjubkan. Bagaimana tidak, bagi kita bangsa Indonesia yang masih memikirkan bagaimana untuk bias makan besok, tentu hal tersebut di luar jangkauan nalar. Namun tidak bagi  Planetary Resources, dalam waktu dekat ini, mereka akan melakukan penambangan di luar angkasa. Yang mereka incar dari penambangan tersebut adalah platinum dan air.
Platinum adalah kelompok logam yang terdiri dari  ruthenium, rhodium, palladium, osmium, iridium, dan platinum, yang hanya ditemukan dalam konsentrasi rendah di Bumi. Sulit untuk mendapatkannya, itu mengapa harganya luar biasa mahal. Logam-logam itu tak terbentuk secara kebetulan di kerak Bumi, melainkan ada akibat dampak tubrukan asteroid.  Oleh sebab itulah, mereka ingin menuju asteroid secara langsung.
"Kandungan platinum dalam sebuah asteroid berukuran 500 meter setara dengan jumlah seluruh platinum yang pernah ditambang di bumi. Sebuah asteroid kaya platinum berukuran 80 meter bisa memiliki nilai material lebih dari US$ 100 miliar (Rp 900 triliun)," kata Anderson dalam konferensi pers Selasa, seperti dilansir dari CNN (25/4). Diketahui Anderson adalah salah seorang petinggi dari Planetary Resources Inc. Ia bersama Peter Diamandis, James Cameron (sutradara film Avatar), dan juga salah satu pendiri Google, Larry Page adalah orang-orang yang mencetuskan proyek besar tersebut.
Upaya penambangan  luar angkasa ini rencananya akan dilakukan di asteroid bernama asteroid 253 Mathilde. Selain jaraknya yang cukup dekat dengan bumi, asteroid ini juga dikatakan sebagai yang paling menguntungkan. Kandungan bahan tambang didalamnya diperkirakan mencapai USD 100 Triliun. Angka yang sama bila dibandingkan dengan  Gross Domestic Bruto (GDB) seluruh Negara yang ada di Bumi ini. Angka yang fantastis bukan?
Keserakahan manusia
Dalam sebuah ayat Allah berfirman yang artinya:  "Telah nyata kerusakan di darat dan di laut dari sebab perbuatan tangan manusia, supaya mereka deritakan setengah dari apa yang mereka kerjakan, mudah-mudahan mereka kembali."  Q.S Ar-Rum ayat 41).
Sebenarnya sebelum gunung api meletus, banjir melanda, tanah longsor , tsunami, lumpur lapindo, dan semua bencana di dunia ini terjadi, allah sudah memperingatkan kepada manusia agar menjaga kelestarian alam. Dan Ia tahu bahwa kelak yang akan membuat bumi ini rusak adalah manusia itu sendiri. Keserakahan manusia yang selalu ingin menguasai sesuatu, menjadi tolak ukur kehancuran bumi.
Tak ada yang makhluk ciptaannya yang seserakah manusia. Padahal bila dirunut, manusia diberikan akal dan nafsu, bukan untuk merusak tatanan dunia berlandas kecerdasan. Justru akal itu diberikan untuk berfikir, dan menggunakan bumi serta isinya ini secara arif dan bijaksana. Namun selama ini akal digunakan untuk memenuhi nafsu untuk menguasai, menghimpun dan merusak dunia.
Berfikir, itulah hal yang harus dilakukan oleh manusia. Manusia dengan tangannya telah menjadikan bencana yang berimbas pada dirinya sendiri. Namun mengapa tak jua sadar. Tuhan selalu saja menjadi orang yang paling pertama disalahkan. Jika tuhan dapat mengeluh, mungkin ia akan mengeluh melihat manusia selalu saja menyalahkannya.
Mari kita mencoba menggunakan akal serta pikiran kita secara arif bijaksana. Kemajuan tekhnologi memang tak dapat dipungkiri. Itu juga sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun yakinlah bahwa Allah tuhan semesta alam tidak akan menciptakan sesuatu apabila tidak bermanfaat, atau ia menciptakan hal yang dapat merusak. Dibalik sesuatu yang tiak kita ketahui, pasti ada makna tersembunyi. Tugas kita untuk menemukan makna tersebut.
Janganlah kita menjadi makhluk yang serakah. Masih banyak cara lain yang dapat kita tempuh dalam mencari rizki Allah, tanpa harus merusak keseimbangan alam semesta. Tidak kasiankah kelak anak dan cucu kita yang tidak dapat menikmati keindahan ala mini?. Sadarkan diri kita, mulai saat ini untuk menjaga alam dengan sepenuh jiwa. Selain sebagai amanat dari tuhan karena kita sebagai Khalifah, juga akan sangat bermanfaat kelak untuk generasi penerus kita. Anak cucu kita.

0 komentar:

Posting Komentar