Ada
berita menarik kawan, tentang upaya ekspedisi perusahaan asing bernama
Planetary Resources. Sebuah perusahaan besar yang bergerak didunia
pertambangan. Namun yang satu ini berbeda, perusahaan ini berinisiatif untuk
melakukan penambangan di luar angkasa.
Sekilas
memang sungguh menakjubkan. Bagaimana tidak, bagi kita bangsa Indonesia yang
masih memikirkan bagaimana untuk bias makan besok, tentu hal tersebut di luar
jangkauan nalar. Namun tidak bagi Planetary
Resources, dalam waktu dekat ini, mereka akan melakukan penambangan di luar
angkasa. Yang mereka incar dari penambangan tersebut adalah platinum dan air.
Platinum
adalah kelompok logam yang terdiri dari ruthenium, rhodium, palladium, osmium,
iridium, dan platinum, yang hanya ditemukan dalam konsentrasi rendah di Bumi.
Sulit untuk mendapatkannya, itu mengapa harganya luar biasa mahal. Logam-logam
itu tak terbentuk secara kebetulan di kerak Bumi, melainkan ada akibat dampak
tubrukan asteroid. Oleh sebab itulah,
mereka ingin menuju asteroid secara langsung.
"Kandungan
platinum dalam sebuah asteroid berukuran 500 meter setara dengan jumlah seluruh
platinum yang pernah ditambang di bumi. Sebuah asteroid kaya platinum berukuran
80 meter bisa memiliki nilai material lebih dari US$ 100 miliar (Rp 900 triliun),"
kata Anderson dalam konferensi pers Selasa, seperti dilansir dari CNN (25/4). Diketahui
Anderson adalah salah seorang petinggi dari Planetary Resources Inc. Ia bersama
Peter Diamandis, James Cameron (sutradara film Avatar), dan juga salah satu
pendiri Google, Larry Page adalah orang-orang yang mencetuskan proyek besar
tersebut.
Upaya
penambangan luar angkasa ini rencananya
akan dilakukan di asteroid bernama asteroid 253 Mathilde. Selain jaraknya yang
cukup dekat dengan bumi, asteroid ini juga dikatakan sebagai yang paling
menguntungkan. Kandungan bahan tambang didalamnya diperkirakan mencapai USD 100
Triliun. Angka yang sama bila dibandingkan dengan Gross
Domestic Bruto (GDB) seluruh Negara yang ada di Bumi ini. Angka yang
fantastis bukan?
Keserakahan manusia
Dalam
sebuah ayat Allah berfirman yang artinya: "Telah nyata kerusakan di darat dan di
laut dari sebab perbuatan tangan manusia, supaya mereka deritakan setengah dari
apa yang mereka kerjakan, mudah-mudahan mereka kembali." Q.S Ar-Rum ayat 41).
Sebenarnya
sebelum gunung api meletus, banjir melanda, tanah longsor , tsunami, lumpur
lapindo, dan semua bencana di dunia ini terjadi, allah sudah memperingatkan
kepada manusia agar menjaga kelestarian alam. Dan Ia tahu bahwa kelak yang akan
membuat bumi ini rusak adalah manusia itu sendiri. Keserakahan manusia yang
selalu ingin menguasai sesuatu, menjadi tolak ukur kehancuran bumi.
Tak
ada yang makhluk ciptaannya yang seserakah manusia. Padahal bila dirunut,
manusia diberikan akal dan nafsu, bukan untuk merusak tatanan dunia berlandas
kecerdasan. Justru akal itu diberikan untuk berfikir, dan menggunakan bumi
serta isinya ini secara arif dan bijaksana. Namun selama ini akal digunakan
untuk memenuhi nafsu untuk menguasai, menghimpun dan merusak dunia.
Berfikir,
itulah hal yang harus dilakukan oleh manusia. Manusia dengan tangannya telah
menjadikan bencana yang berimbas pada dirinya sendiri. Namun mengapa tak jua
sadar. Tuhan selalu saja menjadi orang yang paling pertama disalahkan. Jika tuhan
dapat mengeluh, mungkin ia akan mengeluh melihat manusia selalu saja
menyalahkannya.
Mari
kita mencoba menggunakan akal serta pikiran kita secara arif bijaksana. Kemajuan
tekhnologi memang tak dapat dipungkiri. Itu juga sebuah anugerah dari Tuhan
Yang Maha Esa. Namun yakinlah bahwa Allah tuhan semesta alam tidak akan
menciptakan sesuatu apabila tidak bermanfaat, atau ia menciptakan hal yang
dapat merusak. Dibalik sesuatu yang tiak kita ketahui, pasti ada makna
tersembunyi. Tugas kita untuk menemukan makna tersebut.
Janganlah
kita menjadi makhluk yang serakah. Masih banyak cara lain yang dapat kita
tempuh dalam mencari rizki Allah, tanpa harus merusak keseimbangan alam
semesta. Tidak kasiankah kelak anak dan cucu kita yang tidak dapat menikmati
keindahan ala mini?. Sadarkan diri kita, mulai saat ini untuk menjaga alam
dengan sepenuh jiwa. Selain sebagai amanat dari tuhan karena kita sebagai
Khalifah, juga akan sangat bermanfaat kelak untuk generasi penerus kita. Anak cucu
kita.
0 komentar:
Posting Komentar