Minggu, 06 Januari 2013

Bola Salju Pelelangan Selaput Dara

Adalah Catarina Migliorini, gadis berusia 20 tahun asal Brasil yang menjadi bahan pembicaraan di tahun baru 2013 ini. Ia menggemparkan dunia dengan melelang keperawanannya seharga US$ 780 ribu (atau sekitar Rp 7,4 miliar). Anehya, seorang pria asal jepang bernama Natsu bersedia membeli keperawanan Catarina tersebut.

Menurut beberapa sumber, upaya Catarina Migliorini menjual keperawanannya untuk membangun rumah bagi keluarga-keluarga miskin di negara bagian Santa Catarina, Brasil. Missi itu ia lakukan karena Catarina telah berkecimpung dalam proyek ini selama kurang lebih 2 tahun. Dalam waktu sekejap saja, Catarina telah menjadi wanita dengan uang berlimpah.


Kemudahan Catarina mendapatkan uang dengan cara instan ini, diikuti pula oleh seorang gadis brasil lain bernama Rebbeca Bernardo. Gadis cantik asal Kota Sapeacu, Negara Bagian Bahia, Brasil ini mengikuti jejak seniornya, Catarina Migliorini untuk menjual keperawanannya. Dengan media internet, Rebecca menawarkan keperawanannya kepada laki-laki yang mampu memberikannya uang banyak. Diketahui sudah ada penawaran sekitar Rp. 337 juta, namun bukan tidak mungkin, angka itu akan bertambah mengingat Rebecca memiliki paras yang menawan.


Berbeda dengan Catarina, gadis cantik berusia 18 Tahun ini mengaku menjual selaput daranya untuk mengobati sang ibu yang sedang tergolek sakit. Ibu Rebecca diberitakan menderita penyakit sroke yang parah. Namun alasan ini segera dapat ditampik, karena ada pihak yang mengaku siap memberikan biaya pengobatan ibu Rebecca, namun ditolak. Ia mengatakan bahwa ia juga sebenarnya membutuhkan uang untuk hidupnya ke depan.


Sebuah Keputus-asaan


Ada peristiwa yang patut kita cermati dari kasus penjualan keperawanan ini. Kasus ini ditakutkan akan menjadi bola salju, yang akan menggelinding ke bawah dan semakin besar. Akan banyak gadis-gadis yang terinspirasi dari “kesuksesan” Catarina dan Rebecca. Alih-alih kebutuhan ekonomi, mereka akan dengan mudah menjual dan menjajakan keperawanan mereka ke orang lain.


Factor ekonomi menjadi alasan klasik. Meski kadang, globalisasi lah yang menjadi momok yang menyeramkan. Seperti yang dikatakan oleh M.Waters, bahwa globalisasi akan memperkecil halangan – halangan yang bersifat geografis pada tatanan sosial dan budaya dan setiap orang semakin sadar bahwa mereka semakin dekat satu sama lain. Dari kedekatan itulah, timbul kesamaan dan keserataan pola hidup dan budaya yang membuat seseorang akan mudah meniru gaya hidup orang lain. 


Dari globalisasi akan muncul sebuah sikap hidup konsumerisme dan mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara. Seseorang akan mudah melakukan apa saja untuk menjadi seperti idola mereka. Bergaya hidup mewah, meski bukan dari keluarga punya. Inilah yang menjadi penyebab seseorang melakukan pelbagai hal untuk mendapatkan keinginannya, termasuk harus melelang selaput dara.


Ditengah kehidupan yang semakin sulit, orang akan mudah sekali mengalami keputus-asaan. Bisa jadi, apa yang dilakukan dua gadis Brasil ini, merupakan sebuah keputusasaan. Putus asa karena terhimpit kemiskinan, putus asa karena terpuruk oleh system yang salah, sehingga hidup yang lebih baik tak jua di dapat.


Kasus Catarina da Rebecca besar sekali peluangnya terjadi di Indonesia. Sebetulnya sudah banyak sekali kasus yang sama terjadi di Indonesia, meski dalam bentuk yang sedikit berbeda. Bukan secara terang-terangan melelang keperawanannya kepada public via Youtube, di Indonesia kasus seperti ini dilakukan di bawah tangan. Berembel-embel nikah sirri, atau kawin kontrak, gadis cantik di negeri ini menjual keperawanan mereka. Bukan rahasia umum lagi, bahwa orang yang mau dinikah sirri oleh pejabat atau orang berduit, hanya mengincar kemegahan hidup dengan harta yang berlimpah. 


Banyak artis, perempuan cantik bahkan anak-anak dibawah umur yang rela di nikah secara sirri ataupun kontrak oleh pejabat dan orang kaya di negeri ini. Tujuan mereka hanya satu, memperolah uang banyak sehingga dapat hidup dengan gaya hidup mewah. Semua dilakukan meski harus menjadi budak dari laki-laki berduit. Dari kasus ini, adakah perbedaan dengan kasus penjualan keperawanan oleh Catarina dan Rebecca?. 


Kasus yang dilakukan Catarina dan Rebecca serta kasus lain yang serupa harus segera diantisipasi. Bukan hanya uang dan hidup mewah yang akan didapat oleh mereka yang senang mengambil jalan pintas, termasuk menjual keperawanan. Banyak bahaya yang akan diderita. Selain secara sosiologis terhadap masyarakat yang akan menurunkan citra dirinya, secara kesehatanpun bahaya akan datang mengancam. Penyebaran penyakit kelamin seperti HIV/AIDS, sipilis, raja singa, dan penyakit lainnya pun menjadi resiko yang suatu saat dapat menjangkitinya.


Pencegahan terhadap praktik-praktik tindakan amoral seperti ini harus dicegah sedini mungkin. Mulai dari keluarga kecil, yang meliputi anak-anak. Penanaman nilai-nilai agama yang selama ini dianggap efektif, semakin ditekankan. Juga penanaman moral dengan pancasila dan norma hidup lainnya juga penting ditekankan. Jangan sampai, ada saudara kita yang melakukan hal-hal yang menyimpang dari nilai-nilai dan norma, yang akan menjadikan nama baik keluarga tercoreng. 


Selain itu, sudah sepantasnya kita mencegah perbuatan mungkar yang terjadi di dunia ini. Meskipun tidak bisa dengan kekuatan, bisa dengan kata-kata bijak kita. Jika dengan kata-kata pun kita tidak bisa,dapat juga dilakukan dengan hati. Artinya kita meneguhkan kepada hati kita untuk tidak melakukan kemungkaran itu.

2 komentar:

saya setuju utk dicegah spy tindakan amoral tsb tdk meluas

benar sekali agen sbobet, kejadian di atas, memang harus segera dicegah. kita mulai dari diri dan keluarga kita. semoga tindakan amoral tersebut tidak benar-benar menjadi bola salju yang akan semakin menggelinding ke bawah dan semakin besar. terimakasih atas kunjugan dan komentarnya.

Posting Komentar