The World Without Us |
Judul Terjemahan :
Dunia Tanpa Manusia (Penjelasan Mencengangkan Tentang Apa Yang Terjadi Pada
Bumi Bila Manusia Tak Ada Lagi)
Penulis : Alan Weisman
Penerjemah : Fahmy Yamani &
Alex Tri Kantjono W,.
Penerbit : PT. Gramedia
Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2009
Tebal : 430
Halaman
Harga :,-
Resentator : Kenthip PujakesumaApa jadinya bumi tanpa manusia? Bayangkan jika dunia tanpa kita, karena kita secara misterius hilang dari peradaban bumi ini. Entah karena virus mematikan yang manusia ciptakan sendiri, dan kemudian virus itu menyerang manusia dan membumihanguskannya. Atau, sekelompok Alien yang menculik semua manusia di bumi, dan membawanya ke planet tempat mereka tinggal sebagai hewan peliharaannya. Mungkin semua itu mustahil, namun Alan Weisman mencoba membawa kita menjawab pertanyaan di atas. Sebuah pertanyaan dari bagaimana jadinya bumi tanpa manusia.
Alan Weisman
adalah mantan Editor di Los Angeles Times
Magazine dan seorang Produser Radio senior di Homeland Productions, serta seorang dosen yang mengajar Jurnalis di
University of Arizona. Esainya yang
berjudul “Earth Without People “
(majalah Discover,Februari 2005) yang diperdalam menjadi sebuah karya buku ini
dengan judul The World Without Us,
terpilih untuk Best American Science
Writing 2006.
Lewat Buku The World Without Us yang diterjemahkan
kembali kedalam bahasa Indonesia berjudul Dunia Tanpa Manusia ini, Alan
Wiesman mencoba membawa kita pada sebuah kondisi dimana dunia melanjutkan siklus
kehidupannya tanpa campur tangan dan kehadiran manusia. Dengan penjelasan yang cukup
mencengangkan sekaligus menggairahkan,
pria yang juga seorang wartawan ini mencoba membawa kita kedalam sebuah
imajinasi tingkat tinggi tentang dunia sepeninggal kita.
Pada hari
setelah manusia menghilang, alam akan segera mengambil alih dan langsung
melakukan tugasnya membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan manusia.
Berbagai infrastruktur yang ditinggalkan oleh manusia akan diurai menjadi
fosil-fosil. Tanah tanah kering akan segera ditumbuhi pepohonan. Hutan lebat
seperti Bialowieza Puszcza, hutan purba yang masih asri dan alami yang terdapat
di perbatasan Polandia dan Belarusia akan memenuhi bumi. Bumi akan kembali
seperti yang disebut Alan Weisman sebagai Taman Firdaus.
Gedung-gedung
pencakar langit akan runtuh tergerus air dan kemudian akan menjadi
batuan-batuan. Sementara sampah plastic serta alumunium dan sejenisnya yang
konon tak dapat terurai lagi, akan menjadi hadiah terakhir manusia kepada bumi
ini.
Pandangan bahwa
pada suatu hari alam dapat menelan segalanya termasuk sebuah kota modern
seperti New York City, memang sangat sulit diterima oleh akal sehat. Bagaimana
bias, kota modern yang dibangun dengan pondasi kokoh dan juga bahan yang kuat,
dapat dikalahkan oleh alam. Namun kekuatan alam tidak dapat diremehkan, bahkan
kekuatan alam untuk meruntuhkan dan mengurai kota modern tersebut akan lebih
singkat daripada yang kita bayangkan.
Andai manusia
tak pernah muncul, lalu bagaimana kira-kira nasib planet ini? Dan andai manusia
menghilang dari dunia ini, apa yang akan terjadi?. Itulah pertanyaan mendasar
mengenai buku yang ditulis oleh Alan Weisman ini. Pertanyaan pertama, ia jawab dengan menggambarkan
berbagai kondisi dimana dahulu saat manusia belum ada. Bagaimana keindahan ala
mini begitu eksotis. Hutan purba Bialowieza Puszcza contohnya, kemudian
tempat-tempat lain yang masih indah dan asri karena belum terjamah oleh
manusia.
Lalu menjawab
pertanyaan kedua, Alan Weisman mengatakan bahwa sepertinya dunia memiliki dua
pilihan. Ini menyangkut eksistensi manusia yang ada di dunia ini. Kehadiran
manusia yang tak pelak juga sebenarnya dibutuhkan oleh sebagian makhluk hidup.
Walau tak semuanya, namun manusia memiliki sebuah peranan yang cukup penting
dalam siklus kehidupan di dunia ini. Penempatannya sebagai spesies tertinggi
dalam rantai makanan, setidaknya membuktikan bahwa manusia sangat menentukan
dalam perkembangan alam ini.
Apabila manusia
pergi, banyak juga binatang yang merasa kehilangan. Apalagi binatang yang hidup
dengan mengandalkan manusia, seperti kutu dikepala manusia, jamur di kulit
manusia dan binatang lain yang hidup hanya di tubuh manusia. Selain itu, hewan
peliharaan yang setiap hari diberi makan seperti anjing, kucing, kuda, ayam,
dan ternak lainnya pun akan merasa kehilangan. Walaupun anggapan ini dapat
dibantah, karena sebenarnya, tanpa bantuan manusia, hewan-hewan tersebut dapat
hidup seperti lainnya.
Buku setebal
430 halaman ini menggambarkan bagaimana kondisi dunia ini apabila ditinggalkan
oleh manusia. Alan Weisman dengan lincahnya memainkan pengandaiannya seperti
sedang menceritakan kepada kita tentang kehidupan yang akan datang. Bahasa yang
digunakan untuk menyadarkan manusia bahwa selama ini, manusialah yang
menyebabkan kerusakan di muka bumi, dikemas dengan santun dan bijaksana. Seolah
tidak menggurui, namun menimbulkan kesadaran pembacanya. Diakhir tulisannya,
Alan Weisman mencoba menggambarkan bagaimana kehidupan sebuah daratan di Benua Afrika. Sebuah
gambaran kehidupan yang menerapkan perilaku simbiosis mutualisme, dimana alam dan
manusia dapat menyatu menjalankan peranannya masing-masing. Tak ada
pengrusakan, tak ada keserakahan. Dan pada kondisi itulah sebenarnya, bumi dan
manusia saling membutuhkan.
0 komentar:
Posting Komentar