Rabu, 25 Juli 2012

Berkhayal Jika Dunia Tanpa Manusia

The World Without Us
 Judul Asli                              : The World Without Us
 Judul Terjemahan                : Dunia Tanpa Manusia (Penjelasan Mencengangkan Tentang Apa Yang Terjadi Pada Bumi Bila Manusia Tak Ada Lagi)
Penulis               : Alan Weisman
Penerjemah       : Fahmy Yamani & Alex Tri Kantjono W,.
Penerbit             : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit        : 2009
Tebal                   : 430 Halaman
Harga                  :,-
Resentator         : Kenthip Pujakesuma




Apa jadinya bumi tanpa manusia? Bayangkan jika dunia tanpa kita, karena kita secara misterius hilang dari peradaban bumi ini. Entah karena virus mematikan yang manusia ciptakan sendiri, dan kemudian virus itu menyerang manusia dan membumihanguskannya. Atau, sekelompok Alien yang menculik semua manusia di bumi, dan membawanya ke planet tempat mereka tinggal sebagai hewan peliharaannya. Mungkin semua itu mustahil, namun Alan Weisman mencoba membawa kita menjawab pertanyaan di atas. Sebuah pertanyaan dari bagaimana jadinya bumi tanpa manusia.

Alan Weisman adalah mantan Editor di Los Angeles Times Magazine dan seorang Produser Radio senior di Homeland Productions, serta seorang dosen yang mengajar Jurnalis di University of Arizona. Esainya yang berjudul “Earth Without People “ (majalah Discover,Februari 2005) yang diperdalam menjadi sebuah karya buku ini dengan judul The World Without Us, terpilih untuk Best American Science Writing 2006.

Lewat Buku The World Without Us yang diterjemahkan kembali kedalam bahasa Indonesia berjudul Dunia Tanpa Manusia ini, Alan Wiesman mencoba membawa kita pada sebuah kondisi dimana dunia melanjutkan siklus kehidupannya tanpa campur tangan dan kehadiran manusia. Dengan penjelasan yang cukup mencengangkan sekaligus menggairahkan,  pria yang juga seorang wartawan ini mencoba membawa kita kedalam sebuah imajinasi tingkat tinggi tentang dunia sepeninggal kita.

Pada hari setelah manusia menghilang, alam akan segera mengambil alih dan langsung melakukan tugasnya membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan manusia. Berbagai infrastruktur yang ditinggalkan oleh manusia akan diurai menjadi fosil-fosil. Tanah tanah kering akan segera ditumbuhi pepohonan. Hutan lebat seperti Bialowieza Puszcza, hutan purba yang masih asri dan alami yang terdapat di perbatasan Polandia dan Belarusia akan memenuhi bumi. Bumi akan kembali seperti yang disebut Alan Weisman sebagai Taman Firdaus.

Gedung-gedung pencakar langit akan runtuh tergerus air dan kemudian akan menjadi batuan-batuan. Sementara sampah plastic serta alumunium dan sejenisnya yang konon tak dapat terurai lagi, akan menjadi hadiah terakhir manusia kepada bumi ini. 

Pandangan bahwa pada suatu hari alam dapat menelan segalanya termasuk sebuah kota modern seperti New York City, memang sangat sulit diterima oleh akal sehat. Bagaimana bias, kota modern yang dibangun dengan pondasi kokoh dan juga bahan yang kuat, dapat dikalahkan oleh alam. Namun kekuatan alam tidak dapat diremehkan, bahkan kekuatan alam untuk meruntuhkan dan mengurai kota modern tersebut akan lebih singkat daripada yang kita bayangkan.

Andai manusia tak pernah muncul, lalu bagaimana kira-kira nasib planet ini? Dan andai manusia menghilang dari dunia ini, apa yang akan terjadi?. Itulah pertanyaan mendasar mengenai buku yang ditulis oleh Alan Weisman ini. Pertanyaan  pertama, ia jawab dengan menggambarkan berbagai kondisi dimana dahulu saat manusia belum ada. Bagaimana keindahan ala mini begitu eksotis. Hutan purba Bialowieza Puszcza contohnya, kemudian tempat-tempat lain yang masih indah dan asri karena belum terjamah oleh manusia.

Lalu menjawab pertanyaan kedua, Alan Weisman mengatakan bahwa sepertinya dunia memiliki dua pilihan. Ini menyangkut eksistensi manusia yang ada di dunia ini. Kehadiran manusia yang tak pelak juga sebenarnya dibutuhkan oleh sebagian makhluk hidup. Walau tak semuanya, namun manusia memiliki sebuah peranan yang cukup penting dalam siklus kehidupan di dunia ini. Penempatannya sebagai spesies tertinggi dalam rantai makanan, setidaknya membuktikan bahwa manusia sangat menentukan dalam perkembangan alam ini.

Apabila manusia pergi, banyak juga binatang yang merasa kehilangan. Apalagi binatang yang hidup dengan mengandalkan manusia, seperti kutu dikepala manusia, jamur di kulit manusia dan binatang lain yang hidup hanya di tubuh manusia. Selain itu, hewan peliharaan yang setiap hari diberi makan seperti anjing, kucing, kuda, ayam, dan ternak lainnya pun akan merasa kehilangan. Walaupun anggapan ini dapat dibantah, karena sebenarnya, tanpa bantuan manusia, hewan-hewan tersebut dapat hidup seperti lainnya. 

Buku setebal 430 halaman ini menggambarkan bagaimana kondisi dunia ini apabila ditinggalkan oleh manusia. Alan Weisman dengan lincahnya memainkan pengandaiannya seperti sedang menceritakan kepada kita tentang kehidupan yang akan datang. Bahasa yang digunakan untuk menyadarkan manusia bahwa selama ini, manusialah yang menyebabkan kerusakan di muka bumi, dikemas dengan santun dan bijaksana. Seolah tidak menggurui, namun menimbulkan kesadaran pembacanya. Diakhir tulisannya, Alan Weisman mencoba menggambarkan bagaimana kehidupan sebuah daratan di Benua Afrika. Sebuah gambaran kehidupan yang menerapkan perilaku simbiosis mutualisme, dimana alam dan manusia dapat menyatu menjalankan peranannya masing-masing. Tak ada pengrusakan, tak ada keserakahan. Dan pada kondisi itulah sebenarnya, bumi dan manusia saling membutuhkan.




0 komentar:

Posting Komentar