Rabu, 12 Desember 2012

Garuda Benar-Benar Sekarat!

Indonesia itu anjing,,
Indonesia itu anjing
Indonesia, Indonesia,
Indonesia itu anjing……..

Bait dari lagu ejekan ini terlontar oleh supporter Malaysia pada gelaran piala AFF 2012 yang berlangsung beberapa waktu lalu. Ribuan Supporter yang akrab disebut Ultras Malaya ini dengan kompak menyanyikan lagu tersebut saat pemain Indonesia sedang berjuang membela Merah Putih. Dari video yang diunggah di You tube itu, dapat terlihat dan terdengar jelas ejekan Ultras kepada Indonesia.

Sebagai bangsa Indonesia yang mencintai tanah air ini, tentu saja saya marah. Namun lagi, saya seolah tak berdaya melampiaskan kemarahan saya. Mungkin, dalam benak saya dan juga mungkin dalam benak masyarakat Indonesia, telah menjadi sebuah mainstream bahwa bangsa ini memang pantas di ejek oleh negeri tetangga itu. Sudah berapa kasus yang menjadi bukti bahwa bangsa ini lemah, bahkan tidak hanya di ejek, melainkan di injak-injak dan diludahi.

Sebagai orang awam yang tidak dapat berbuat apa-apa, saya hanya berdoa, semoga pada pertandingan penyisihan groub B, Indonesia dapat membungkam Malaysia. Namun pada kenyataannya, Tim Garuda tercabik cabik dan kalah dari terkaman Harimau Malaya dengan skor 2-0. Dengan hasil itu, semakin membuktikan bahwa garuda tidak dapat berbuat apa-apa. Kembali tertunduk dan menyimpan malu.

Kasus demi kasus yang membuktikan bahwa garuda tak berdaya menghadapi terkaman harimau Malaya adalah gambaran bahwa lemahnya negeri ini. Kasus TKI yang setiap tahun menjadi sorotan, juga sampai sekarang masih terjadi. Bahkan baru-baru ini, ada peristiwa penjualan TKI yang terkenal disebut 'TKI on Sale' di Malaysia. Bukan hanya itu saja, berapa jiwa TKI kita yang melayang di Malaysia? Berapa korban pemerkosaan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum disana?. Rasanya sudah tidak terhitung lagi jumlahnya.

Kasus demi kasus pun terjadi. Selain kasus penghinaan terhadap bangsa ini yang dilakukan oleh Ultras Malaya dan juga kasus yang menimpa saudara-saudara kita para TKI, baru-baru ini terjadi lagi kasus penghinaan yang ditujukan pada mantan pemimpin bangsa. Adalah presiden ke 3 kita, BJ Habibie yang kini menjadi objek ejekan oleh Mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin.

Pada rubrik RENCANA di koran Utusan Malaysia edisi Senin, 10 Desember 2012, mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainuddin Maidin menulis dengan judul "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim". Zainuddin mengawali tulisannya dengan mengatakan 'Presiden Indonesia ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie yang mencatatkan sejarah sebagai Presiden Indonesia paling tersingkat, tersingkir kerana mengkhianati negaranya, telah menjadi tetamu kehormat kepada Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim baru-baru ini. Beliau diberikan penghormatan untuk memberi ceramah di Universiti Selangor (Unisel).

Dalam media yang notabene dikontrol langsung pemerintah Malaysia itu, Zainuddin menggambarkan Habibie sebagai sosok egois, memualkan, serta pengkhianat bangsa. Hal ini tentu berbalik 180 derajat dengan kenyataan yang terjadi di Negeri ini. BJ Habibie dikenal sebagai tokoh yang telah berhasil membawa Indonesia menuju gerbang demokrasi yang sebenar-benarnya. Selain itu, ia juga membebaskan para tahanan politik (Tapol) yang telah lama dihianati hak dan kewajibannya oleh penguasa Orde Baru.

Habibie yang dikenal sebagai bapak Tekhnologi Indonesia, tentu bukanlah sesosok penghianat bangsa seperti yang dituduhkan oleh Zainuddin. Ia bahkan dianggap sebagai presiden yang sangat berhasil membawa Indonesia membuka lebar gerbang demokrasi yang awalnya tertutup oleh lembah hitam Orde Baru. Dibawah kepemimpinannya yang walaupun singkat, ia telah menorehkan sebuah sejarah yang tak akan pernah dilupakan oleh bangsa ini.

Tentu penghinaan ini menimbulkan keresahan di negeri ini. Dua Negara serumpun yang telah lama berselisih, kembali memanas. Namun, sekali lagi kita lihat, apakah kali ini garuda berani terbang tinggi mengangkat derajatnya, membusungkan dada dan menerkam kesombongan sang Harimau?. Sepertinya hanya dalam film kolosal yang selama ini menghiasi televise kita.

Lagi, keberanian para pemimpin kita dipertanyakan. Seberapa jauh mereka membawa kasus ini ke ranah hukum internasional. Kasus demi kasus yang terus terjadi, tidak cukup hanya dengan ungkapan prihatin saja. Sudah selayaknya, kasus penghinaan ini di bawa ke meja hijau internasional, demi mengembalikan harkat dan martabat bangsa yang semakin terpuruk ini. Mengembalikan kejayaan bangsa yang telah lama menjadi bahan hinaan Negara lain. Keberanian para pemimpin, menjadi tolak ukur keberhasilan bangsa ini meraih lagi kehormatanya.

Tiada salahnya kita berdoa, semoga kelak garuda akan kembali Berjaya dan kita bangga menyematkannya di dada kita. Amin.


0 komentar:

Posting Komentar