Dalam sunyinya malam,
Ku tahu kau terpaku
Menatap tinggi ke atap dunia
Berharap temukan senyum rembulan,
Meski langit diselimuti mendung
Dalam lelapmu,
Ku tahu kau berharap
Bermanja dengan pangeranmu,
Walau hanya dalam buaian mimpi
Dan saat malam berlalu begitu cepat
Barulah kau sadar
Kau temukan diri sendiri terpaku
Tanpa dia disisimu
Kadangpun,
Sesekali kulihat bulir air mata menetes dari kelopak matamu yang indah
Kesedihan yang mendalam menahan rindu yang teramat sangat
Bibir mu bergetar menyebut nama sang Pangeran,
Nun jauh di sana….
Rasa bimbang dan goyah terkadang mendera
Saat hati mulai putus asa
Dan batin tak kuat menahan gejolak rindu di dada
Saat itulah,
Muncul sesosok Pangeran lain
Yang samar namun tak asing
Ia tawarkan keindahan lain,
Sebuah oase dan gambaran keindahan terdahulu
Yang pernah kau lalui bersamanya
Namun yakinlah,
Menyusun Mozaik yang telah hancur berantakan
Tak semudah membuat Mozaik itu sendiri
Seberapapun kemampuan kau curahkan
Mozaik yang hancur itu tak akan pernah sempurna,
Pasti ada sedikit ataupun banyak bagian yang hilang
Bersama desir sang waktu
Usah kau ragu,
Yakinkan hati, mantabkan jiwa
Untuk menyusun sebuah Mozaik baru
Bersama Pangeranmu sesungguhnya
Yang selama ini mencoba untuk membuatmu bahagia…….
Semarang, 6 Desember 2012
*Dalam gerimis, teruntuk sang Putri yang dilanda kebimbangan,
0 komentar:
Posting Komentar