Jangan Bercerai-Berai Karena Perbedaan

Perbedaan memang tidak mungkin tidak terjadi, selama manusia terus berfikir. Maka perbedaan tersebut dapat menjadi sebuah rahmat, apabila dengan perbedaan tersebut, akan menumbuhkan rasa saling hormat-menghormati dan menghargai. Namun perbedaan akan menjadi adzab, apabila dalam diri kita tertanam sebuah virus bernama fanatic sempit.

Pelajaran Dari Romo Carolus

Charles Patrick Edwards Burrows,OMI adalah nama kecil sang peraih penghargaan tersebut. Ia adalah seorang Pastor di Paroki St Stephanus Cilacap. Setelah kedatangannya di Indonesia pada tahun 1973, ia tertarik untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di Kampung Laut Kabupaten Cilacap.

Rintihku

Aku menatap dalam lara Kembali menitikkan air mata Ia tak berdosa Namun aku tega menjatuhkannya Butir putih itu Menghujam deras menghancurkan hidupku Remuk sudah hati menatap cahya Mu Yang terang, namun dihatiku kau gelap Tertutup nafsuku, egoisku, dan dosaku.

Tapak-Tapak Suci, Sebuah Kisah Perjalanan Pemuda Desa

“ Bukalah surat ini ketika kau berada di antara dua pulau, saat kau terombang ambing di tengah lautan, dan saat itu kau akan merasakan betapa aku menyayangimu”..

La Tahzan, Saudaraku!

La Tahzan, Saudaraku. Kecelakaan yang menimpa saudara kita penumpang Shukoi Superjet 100 memang sangatlah tragis. Kita semua bersedih. Namun jangan kita terlarut dalam kesedihan. Yakin bahwa Allah Tuhan Yang Maha Esa telah merencanakan hal dibalik itu semua.

Selasa, 05 Agustus 2014

Siapapun Kita, Pasti Merindukan Ramadhan Tahun Depan

Lama sekali tidak membuka blog ini. Rasanya sudah banyak sampah yang harus kubersihkan agar blog yang sederhana ini kembali elok dan pantas untuk dilihat.

Dalam kesempatan ini, admin ingin sekali mengajak kita untuk merenungi bulan yang baru saja pergi meninggalkan kita. Yah...dialah Ramadhan.

Ramadhan telah pergi meninggalkan kita. Tak ada lagi hari-hari dimana setiap amal baik kita dilipatgandakan pahalanya oleh Tuhan. Sebab, bulan yang penuh ampunan, penuh berkah dan bulan dimana diturunkannya kitab suci umat Islam itu kini telah tiada.

Bagi sekelompok orang, banyak yang bahagia dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Sebab, mereka tidak perlu harus bersusah payah menahan lapar dan dahaga di siang hari selama satu bulan penuh. Selain itu, mereka juga tidak diwajibkan untuk melakukan berbagai kegiatan peribadatan yang dirasa sangat "mengganggu".

Namun itu hanya bagi orang yang memiliki keimanan kurang dan tidak memahami betapa mulianya Ramadhan. Bagi orang yang sadar akan hal itu, mereka akan sangat bersedih melepas kepergian Ramadhan itu. Sebab, mereka tidak tahu lagi apakah usianya akan mampu menjumpai Ramadhan tahun depan untuk berlomba melakukan taubat dan mencari berkah dari Tuhan.

Entah dikelompok pertama atau kedua kita saat ini. Yang jelas, semua orang pasti berharap akan bertemu dengan Ramadhan di tahun depan. Semoga kita bisa menjumpainya bersama-sama, sehingga bagi kelompok pertama akan mampu memperbaiki keimanannya, sementara kelompok kedua akan dapat mempertebal keimanannya. Itu sudah!